KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

KECERDASAN EMOSIONAL DALAM  PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

KECERDASAN EMOSIONAL DALAM
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Firdaus Fauzi
Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI “UISU” Pematangsiantar
Jln. Sangnawaluh Km 4,5 Pematangsiantar
Email: Maherfauzi85@gmail.com

Abstract: Based on this description it can be concluded, 1) That emotional intelligence is in a strategic position in Islamic education, high emotional intelligence is a goal that must be achieved in the educational process, 2) That emotional intelligence and the nafs muthmainnah basically describe the condition of human psychological maturity as al-Insan. The difference between the two lies only in their respective terminological backgrounds. Emotional intelligence was born from Western psychologists, while nafs muthmainnah is written in the Qur’an and 3) That Islamic education is very concerned about the development of human cognitive abilities (IQ), as well as emotional development.

Kata Kunci : Emotional Intelligence And Islamic Education

A. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Semakin terasa bahwa kita sedang merasakan betapa bermanfaat ilmu pengetahuan yang diawali Renaissaince pada abad ke-19 “keajaiban” ilmu pengetahuan menjadikan semua urusan kehidupan dunia lebih mudah untuk diatasi. Hasil proyek pengembangan potensi kognitif manusia tersebut, pada hari ini sudah sampai pada saru era yang populer denga era informasi dimana dunia yang luas sudah terasa seperti satu desa. Peristiwa yang terjadi di benua lain pada saat yang sama dapat disaksikan, bahwa perkembangan angkasa luar pun bukan lagi hal yang asing di telinga dan pandangan manusia. Kecepatan informasi lebih cepat daripada kecepatan cahaya dengan diikuti infrastrukturnya yang mengalami peningkatan kualitas tiap detiknya. Komputer, internet, satelit dan infrastruktur informasi lain membuat setiap orang melek huruf menjadi kerajingan untuk menguasainya kalau tidak ingin dianggap “gagap teknologi” atau sekedar untuk menjadi partisipasi. Masa sekarang adalah masa panen hasil rekayasa kognitif manusia dengan berbagai kelebihan dan kekekurangannya.

Pesatnya ilmu pengetahuan semakin menemukan bentuknya dengan berdirinya macam intuisi yang memberi perhatian secara khusus kepada pengembangan IQ (Intelegensi Questiont) baik berlabel tradisional maupun yang bersimbol modern. Paradigma ilmu pengetahuna diyakini sebagai hasil rekayasa pengembangan intelegensi yang merupakan pusat potensi kognitif manusia. Berbagai upaya telah diwujudkan untuk mendukung upaya tersebut, baik yang normal maupun yang khusus untuk membina anak-anak ber-IQ tinggi seperti di negara-negara maju, bahkan di Indonesia sendiri telah memiliki semacam SD-AB. Ade Irma yang khusus untuk membina anak-anak berbakat dan ber-IQ tinggi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *